Hanya kumpulan website yang saya sering kunjungi

Saya sangat menyukai kpop ataupun kvariety, ini adalah beberapa situs atau blog yang pernah saya kunjungi, silahkan dilihat :).

Hanya Sebuah Cerita Kecil

Siapapun, termasuk saya pernah merasakan hal ini, sebuah rasa yang dinamakan patah hati.

Pembuatan Minyak Kelapa Sawit

Ini adalah tugas dari mata kuliah teknologi minyak nabati yang pernah saya tempuh.

Anjang Karya ke PT Pertamina RU VI Balongan

Salah satu perusahaan yang kami kunjungi waktu anjang karya adalah PT Pertamina RU VI Balongan.

Update Praktikum OTK :)

Beberapa update untuk laporan praktikum :).

6.2.11

Hidrodealkilasi Toluene Menjadi Benzene-bagian3

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Aspek Termodinamika
C_6 H_5 CH_3+ H_2 C_6 H_6+ CH_4
∆H_(R 773)^ = - 48,23 kJ/mol
Karena nilai panas reaksi hidrodealkilasi toluene menjadi benzene adalah negatif, maka reaksi hidroalkilasi toluene menjadi benzene adalah reaksi eksotermis (reaksi yang menghasilkan panas), sehingga nantinya diperhitungkan perlunya pendinginan. Pada reaksi eksotermis, jika temperatur dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke kiri atau ke arah reaktan (konversi kesetimbangan turun). Sebaliknya, jika temperatur diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke kanan atau ke arah produk (konversi kesetimbangan naik).


B. C6 H5 CH3+ H2 ----> C6 H6+ CH4

 ∆GR 298 = - 43 kJ/mol
 Energi bebas gibbs yang terbentuk sebesar -43 kJ/mol. Nilai energi bebas gibbs adalah negatif, hal ini menunjukkan bahwa reaksi berjalan secara spontan. Dari nilai energi bebas gibbs dapat diperoleh K pada suhu 298 adalah 3,44 x 10^7.
 C6 H5 CH3+ H2 ---> C6 H6+ CH4
Karena nilai K bernilai besar, sehingga k1>k2. Reaksi yang terjadi adalah :
 C6 H5 CH3+ H2 <---->C6 H6+ CH4
Reaksi ini disebut reaksi searah ke kanan.
Reaksi hidroalkilasi toluene menjadi benzene adalah reaksi eksotermis, semakin tinggi suhu maka nilai K akan semakin kecil. Hal ini ditunjukkan sebagai berikut :
 K298 = 3,44 x 10^7
K398 = 496100,0371
K498 = 39258,4512
K773 = 1081,72 (Nilai K pada suhu operasi)

3.1              Aspek Kinetika
A.                 Mekanisme Reaksi
Mekanisme reaksi yang diturunkan dari persamaan empiris secara induktif dengan cara trial dan erorr, reaksi yang mengendalikan adalah reaksi permukaan.
     C6H5CH3 + H2      --------->  C6H6  + CH4
        T      +     H2                        B          M
                        k1
T + S  <-------->   TS                    …………. (1) 
                         k2
                           k1
TS + H2 <------> BS + M           …………. (2)  lambat 
                            k2
                      k1
BS   <-----------> B +S                …………. (3) 
                        k2

B.                 Persamaan Empiris
Dari mekanisme reaksi di atas, dapat diperoleh persamaan empiris secara induktif yaitu :
                        -rs = (KT. ks .PT. PH2)/(1+KT.PT+KB. PB)
C.                 Persamaan matematis
Dari perhitungan excel dan matlab diperoleh nilai KT, ks, dan KB.
KT        = 1,01E+00
ks         = 1,40E-08
KB        = 1,2647
Sehingga, persamaan empiris menjadi :
                       Dengan persentase kesalahan sebesar 1,37 %

Hidrodealkilasi Toluene menjadi Benzene-bagian 2

BAB II
DATA TERMODINAMIKA DAN KINETIKA


2.1. Data Termodinamika
A. Data Panas Pembentukan pada T = 773 K (T operasi)

Senyawa
A
B
C
Toluene
7,19 x 101
-8,5912 x 10-2
4,4037 x 10-5
Hidrogen
0
0
0
Benzene
9,99103 x 101
-6,4303 x 10-2
3,34 x 10-5
Metana
-6,3383 x 101
-4,2512 x 10-2
1,7525 x 10-5
Persamaan : A + BT +CT2         (kJ/mol)

 (Yaws,1999)



 

 B. Data Energi Bebas Gibbs Pembentukan Standar
G_f298 C6H5CH3 = 122,3 kJ/mol
G_f298 H2 = 0 kJ/mol
G_f298 C6 H6 = 129,8 kJ/mol
G_f298 CH4 = -50,5 kJ/mol
(Yaws,1999)

2.1.             Data Kinetika
Data From A Differential Reactor
Run
r’t x 1010
Partial Pressure
Toluene
Hydrogen
Methane
Benzene
PT
PH2
PM
PB
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
71,0
71,3
41,6
19,7
42,0
17,1
71,8
142,0
284,0
47,0
71,3
117,0
127,0
131,0
133,0
41,8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0,5
1
5
10
15
20
1
1
1
1
1
1
1
1
2
4
1
1
1
1
1
1
1
1
4
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
4
1
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
(Fogler,1999)

Hidrodealkilasi Toluene Menjadi Benzene

BAB I
PENDAHULUAN



Hidrodealkilasi toluene adalah proses yang digunakan untuk menghasilkan benzene. Reaksi utama dalam proses ini adalah :
C6H5CH3(g) + H2(g) ----> C6H6(g) + CH4(g)
Reaksi hidrodealkilasi toluene adalah reaksi gas-gas dengan katalis padat. Dimana toluene, hidrogen, benzene dan metana berada dalam fase gas (Psat C6H5CH3 = 183,69 atm; Psat H2 = 6,54 x 1090 atm; Psat C6H6 = 219,96 atm dan Psat CH4 = 2512,49 atm). Toluene dan hidrogen dikonversi dalam reaktor dengan katalis untuk memproduksi benzene dan metana. Umumnya reaksi mencapai konversi 90%. Reaksi ini merupakan reaksi yang sangat eksotermis dan umumnya kondisi operasi pada 500o C sampai 660o C, and 20 to 60 bar. Reaksi ini adalah reaksi searah dan membutuhkan katalis. Katalis terdiri dari kromium atau molybdenum oksida, platinum atau platinum oksida, pada silica atau alumina. Reaksi samping minor bolak-balik yang sering ditemui adalah :
 2 C6H6 <------> H2 + C6H5–C6H5

Proses katalitik terjadi pada temperatur yang lebih rendah dan memberikan selektivitas tinggi tetapi membutuhkan regenerasi katalis berkali-kali (www.csupomona.edu).
Reaktan utama dalam reaksi hidrodealkilasi toluene adalah toluene. Toluene, awalnya dikenal sebagai toluol adalah cairan bening tak berwarna yang larut dalam air dengan aroma seperti pengencer cat. Toluena adalah hidrokarbon aromatik yang digunakan secara luas dalam stok umpan industri dan juga sebagai pelarut. Seperti pelarut-pelarut lainnya, toluena juga digunakan sebagai obat inhalan oleh karena sifatnya yang memabukkan (en.wikipedia.org).
Produk benzene sering digunakan sebagai bahan pelarut untuk proses ekstraksi maupun distilasi. Selain itu secara komersial benzene banyak dignakan untuk menghasilkan beberapa senyawa derivative (turunan) seperti ethylbenzene, cumene, cyclohexane, maleic anhydride, nitrobenzene dan chlorobenzene (Mc Ketta, 1988).
Selain benzene dihasilkan juga produk samping yaitu metana. Metana adalah hidrokarbon paling sederhana yang berbentuk gas dengan rumus kimia CH4. Metana murni tidak berbau, tapi jika digunakan untuk keperluan komersial, biasanya ditambahkan sedikit bau belerang untuk mendeteksi kebocoran yang mungkin terjadi. Sebagai komponen utama gas alam, metana adalah sumber bahan bakar utama (en.wikipedia.org)

4.2.11

Minyak Kelapa Sawit-Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA


Anonim, 2009, Pengolahan Minyak Kelapa Sawit. http://lemakminyak.blogspot.com/2009/05/pengolahan-minyak-kelapa-sawit.html.
Anonim, 2010, Proses Pemurnian Minyak Kelapa Sawit (CPO). http://cvdarasampurna.blogspot.com/2010/10/proses-pemurnian-myak-kelapa-sawit-cpo.html

FAO. Small Scale Palm Oil Processing in Africa. http://www.fao.org/DOCREP/005/y4355e/y4355e00.htm.
Ketaren, S. , 1986, Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, Jakarta : Universitas Indonesia.
Pasaribu, Nurhida., 2004, Minyak Buah Kelapa Sawit. http://library.usu.ac.id/download/fmipa/kimia-nurhaida.pdf
Swern, Daniel., Stirton, Alexander J., Norris, Frank A., dan Mattil, Karl F., 1950, Bailey’s Industrial Oil and Fat Products. New York : Interscience Publisher.


Minyak Kelapa Sawit-bagian 4

BAB IV
PEMURNIAN MINYAK KELAPA SAWIT

4. 1. Degumming
Degumming merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menghilangkan fosfatida, wax, dan pengotor lainnya dengan cara penambahan air, larutan garam, atau larutan asam. Degumming mengkonversi fosfatida menjadi gum terhidrasi yang tidak larut dalam minyak dan selanjutnya akan dipisahkan dengan cara filtrasi atau sentrifugasi. Pada pabrik sederhana, degumming dilakukan dengan cara memanaskan CPO hingga temperatur 90-130oC dimana temperatur ini adalah temperatur yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi CPO dengan asam fosfat. Setelah itu, CPO dipompa ke dalam mixer statis dengan penambahan 0,35-0,45 kg/ton CPO. Pengadukan yang terus-menerus di dalam mixer bertujuan untuk menghilangkan gum. Proses ini akan mempermudah penghilangan gum pada proses penyaringan berikutnya sehingga ukuran deodorizer tidak terlalu besar.


4.2. Netralisasi
Proses netralisasi konvensional dengan penambahan soda kaustik merupakan proses yang paling luas digunakan dan juga proses purifikasi terbaik yang dikenal sejauh ini. Penambahan larutan alkali ke dalam CPO menyebabkan beberapa reaksi kimia dan fisika sebagai berikut:
- Alkali bereaksi dengan Free Fatty Acid (FFA) membentuk sabun.
- Fosfatida mengabsorb alkali dan selanjutnya akan terkoagulasi melalui proses hidrasi.
- Pigmen mengalami degradasi, akan terabsorbsi oleh gum.
- Bahan-bahan yang tidak larut akan terperangkap oleh material terkoagulasi.
Efisiensi pemisahan sabun dari minyak yang sudah dinetralisasi, yang biasanya dilakukan dengan bantuan separator sentrifugal, merupakan faktor yang signifikan dalam netralisasi kaustik. Netralisasi kaustik konvensional sangat fleksibel dalam memurnikan minyak mentah untuk menghasilkan produk makanan.
Netralisasi dengan menggunakan soda kaustik dapat dilakukan untuk minyak kelapa sawit yang mengandung 8 sampai 10% Asam lemak bebas. Proses netralisasi ini antara lain: prapemanasan minyak sawit mentah hingga 54-71oC, netralisasi dengan soda kaustik secukupnya, pemanasan hingga 82-88oC untuk mengendapkan fasa sabun dan langsung disentrifugasi. Minyak yang telah ternetralisasi kemudian dicuci dengan air dan selanjutnya dipisahkan sekali lagi melalui proses settling atau sentrifugasi untuk menghilangkan sisa pengotor dan sisa sabun. Selanjutnya minyak dikeringkan dengan bantuan vacuum dryer atau langsung dilakukan proses bleaching. Bleaching ( Pemucatan ) Atau Penghilangan Warna.
(http://cvdarasampurna.blogspot.com)

4.3. Bleaching ( Pemucatan ) Atau Penghilangan Warna
Tahap yang terpenting dalam pemurnian minyak nabati adalah penghilangan bahan-bahan berwarna yang tidak diingini, dan proses ini umumnya disebut dengan bleaching (pemucatan) atau penghilangan warna (decolorition). Pada proses netralisasi, beberapa bahan berwarna biasanya dapat dihilangkan, khususnya bila larutan alkali kuat digunakan, tetapi beberapa bahan alami yang terlarut dalam minyak (dimana sifatnya sangat karakteristik), biasanya tidak dapat terlihat sebagai bahan pengotor minyak, ini hanya dapat dihilangkan dengan perlakuan khusus.
Pemucatan minyak sawit dan lemak lainnya yang telah dikenal antara lain:
1. Pemucatan dengan adsorbsi; cara ini dilakukan dengan menggunakan bahan pemucat seperti tanah liat (clay) dan karbon aktif.
2. Pemucatan dengan oksidasi; oksidasi ini bertujuan untuk merombak zat warna yang ada pada minyak tanpa menghiraukan kualitas minyak yang dihasilkan, proses pemucatan ini banyak dikembangkan pada industri sabun.
3. Pemucatan dengan panas; pada suhu yang tinggi zat warna akan mengalami kerusakan, sehingga warna yang dihasilkan akan lebih pucat. Proses ini selalu disertai dengan kondisi hampa udara.
4. Pemucatan dengan hidrogenasi. Hidrogenasi bertujuan untuk menjenuhkan ikatan rangkap yang ada pada minyak tetapi ikatan rangkap yang ada pada rantai karbon kerotena akan terisi atom H. Karotena yang terhidrogenasi warnanya akan bertambah pucat.
Minyak sawit merupakan salah satu minyak yang sulit dipucatkan karena mengandung pigmen karotena yang tinggi sedangkan minyak biji-bijian lainnya agak mudah karena zat warna yang dikandungnya sedikit. Oleh sebab itu, minyak sawit dipucatkan dengan kombinasi antara adsorben dengan pemanasan, minyak yang dihasilkan dengan cara ini memenuhi sebagai lemak pangan.
Cara pemucatan minyak kelapa sawit yang umum dikembangkan ialah kombinasi pemucatan adsorben dengan pemucatan panas. Dasar pemilihan tentang cara pemucatan tergantung pada faktor warna, kehilangan minyak, kualitas minyak dan biaya pengolahan.
Penggunaan adsorben serta panas yang digunakan dalam proses pemucatan ini tidaklah selalu sama untuk semua pabrik pengolahan minyak kelapa sawit, tetapi tergantung pads kondisi minyak kelapa sawit, proses pabrik tertentu serta sifat adsorben yang digunakan, umumnya & penggunaan ada Sorben adalah ( 1-5 )% dari berat minyak dengan pemanasan 120 °c selama 1 jam.
Adsorben yang sering digunakan adalah tanah pemucat dan karbon aktif. Karbon aktif sangat baik digunakan sebagai adsorben pada larutan yang mengandung gugus karboksil, phenol, karbonil, normal lakton dan Asam karboksilat anhidrida, sehingga sesuai digunakan pada minyak yang banyak mengandung klorofil dan tokoferol. Percampuran Bleaching Earth dan karbon aktif dengan perbandingan 1: 25 ternyata menaikkan kemampuan daya pemucatan dibandingkan bila Bleaching Earth dan karbon aktif digunakan secara sendiri-sendiri.
2.4.1.Pemucatan Dengan Menggunakan ,Adsorbend.
Pemucatan dengan menggunakan tanah pemucat prinsipnya adalah pemucatan dengan adsorbsi.
Adsorbsi merupakan peristiwa penyerapan pada lapisan permukaan atau antar fasa, dimana molekul dari suatu materi terkumpul pada bahan pengadsorbsi atau adsorben. Ditinjau dari bahan yang teradsorbsi dan bahan pengadsorben adalah dua fasa yang berbeda, oleb sebab itu dalam peristiwa adsorbsi, meteri teradsorpsi akan terkumpul antar muka kedua fasa tersebut.
Ada dua bentuk adsorbsi (12) yaitu :
1. Adsorbsi positip, yaitu penyerapan substart yang tidak diinginkan sehingga bahan relatif tidak mengandung substart tersebut.
2. Adsorbsi negatip, yaitu proses penyerapan pelarut dari substart yang tidak diinginkan Dalam hal ini pelarutannya yang dipisahkan dari substart yang tidak diinginkan cara ini jarang dilakukan karena dianggap tidak efektif.
Pemucatan minyak kelapa sawit dengan menggunakan adsorben berbentuk adsorbsi positif. Bahan pemucat umum digunakan adalah tanah list montmorillonit yang diaktifkan.
(http://library.usu.ac.id).

4.4. Deodorisasi
Minyak sawit yang keluar dari proses pemucatan mengandung aldehida, keton, alkohol, asam lemak berberat molekul ringan, hidrokarbon, dan bahan lain hasil dekomposisi peroksida dan pigmen. Walaupun konsentrasi bahan-bahan tersebut kecil, bahan-bahan tersebut dapat terdeteksi oleh rasa dan aroma minyaknya. Bahan-bahan tersebut lebih volatil pada tekanan rendah dan temperatur tinggi. Proses deodorisasi pada intinya adalah distilasi uap pada keadaan vakum. Distilasi uap pada tekanan vakum untuk menguapkan aldehid dan senyawa aromatik lainnya menggunakan prinsip hukum Raoult.
Sebelum masuk ke dalam alat deodorisasi, minyak yang sudah dipucatkan dipanaskan sampai 210-250oC. Alat deodorisasi beroperasi dengan 4 cara, yaitu deaerasi minyak, pemanasan minyak, pemberian uap ke dalam minyak, dan pendinginan minyak. Di dalam kolom, minyak dipanaskan sampai 240-280oC dalam kondisi vakum. Manfaat pemberian uap langsung menjamin pembuangan sisa-sisa asam lemak bebas, aldehida, dan keton.

4.5. Fraksinasi
Proses fraksinasi dibutuhkan untuk memisahkan trigliserida yang memiliki titik leleh lebih tinggi sehingga minyak sawit tidak teremulsi pada temperatur rendah. Proses fraksinasi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu fraksinasi kering, fraksinasi basah, dan fraksinasi dengan solvent. Pada fraksinasi kering, minyak sawit didinginkan perlahan dan disaring untuk memisahkan fraksi-fraksinya. Pada fraksinasi basah, kristal pada fraksi stearin dibasahi dengan menggunakan surfaktan atau larutan deterjen. Pada fraksinasi dengan solvent, minyak sawit diencerkan dengan menggunakan solvent seperti heksan, aseton, isopropanol, atau n-nitropropan. Proses fraksinasi kering lebih disukai karena lebih ramah lingkungan. Fraksinasi dilakukan untuk mendapatkan minyak dengan kestabilan dingin yang baik. Titik leleh merupakan suatu indikasi jumlah unsaturated fatty acid dan asam lemak yang memiliki rantai pendek. Titik leleh akan meningkat seiiring dengan bertambahnya panjang rantai dan menurun seiiring dengan bertambahnya jumlah unsaturated bond.
(http://cvdarasampurna.blogspot.com)

Minyak Kelapa Sawit-bagian 3


BAB III
PENGOLAHAN MINYAK KELAPA SAWIT
PADA INDUSTRI SKALA KECIL


3. 1 Deskripsi Proses Umum
Pabrik skala besar memiliki seluruh tahap yang dibutuhkan untuk memproduksi minyak kelapa sawit standar internasioal. Instalasi besar memiliki sistem pengendalian mekanis (bucket dan screw conveyor, pompa dan pemipaan) dan beroperasi secara kontinyu. Boiler, berbahan bakar serat dan kulit, menghasilkan uap lewat panas, digunakan untuk membangkitkan listrik melalui turbin generator. Uap bertekanan lebih rendah dari turbin digunakan untuk pemanasan seluruh pabrik. Kebanyakan proses operasi secara otomatis dikontrol dan pengambilan sample secara rutin oleh laboratorium proses kontrol untuk memastikan kelancaran dan efisiensi operasi. Walaupun beberapa instalasi besar secara kapital intensif, kecepatan ekstraksi 23-24% minyak kelapa sawit per tandan dapat dicapai dari Tenera berkualitas bagus.
Pengubahan crude minyak kelapa sawit menjadi minyak olahan meliputi penghilangan produk hidrolisis dan oksidasi, warna dan rasa. Setelah penyulingan, minyak dipisahkan (difraksinasikan) menjadi fase cair dan padat dengan cara termo-mekanis (pengontrolan pendinginan, kristalisasi, dan penyaringan), dan fraksi cair (olein) digunakan secara ekstensif sebagai minyak masak cair pada daerah beriklim tropis.


 Ekstraksi minyak dari biji inti sawit secara umum memisahkan dari ekstraksi minyak kelapa sawit, dan sering dilakukan dengan penggilingan dimana proses minyak biji yang lain dilakukan (seperti kacang tanah, biji rape, biji kapas, atau kopra). Tahapan dalam proses ini terdiri dari penggerindaan biji menjadi ukuran kecil, pemanasan (pemasakan) dan ekstraksi minyak menggunakan expeller minyak biji atau pelarut petroleum. Minyak kemudian membutuhkan pemurnian (klarifikasi) pada filter press atau dengan sedimentasi. Ektraksi berjalan baik pada industri, dengan jumlah besar pabrik internasional yang menawarkan peralatan yang dapat memproses dari 10 kg sampai beberapa ton per jam.

3.1.1 Pengambilan Tandan
            Buah segar dari ladang sebagai tandan atau buah yang lepas. Kualitas standar yang dicapai bergantung pada kualitas tandan yang sampai pada penggilingan. Penggilangan tidak dapat memperbaiki kualitas tapi dapat mencegah atau meminimalkan keburukan lebih lanjut.

3.1.2 Pemipilan (Pelepasan Buah dari Tandan)
Tandan buah segar terdiri dari buah yang menempel pada tangkai utama. Pemipilan manual dilakukan dengan memotong spikelet dari tangkai utaman dengan kampak kemudian memisahkan buah dari spikelet dengan tangan.
Pada sistem mekanis rotating drum atau fixed drum dilengkapi dengan rotary beater bar memisahkan buah dari tandan, meninggalkan spikelet pada tangkai (gambar 7). Kebanyakan pengolah skala kecil tidak memiliki kemampuan untuk membangkitkan uap untuk sterilisasi. Oleh karena itu, buah yang telah dipipil dimasak dalam air.  Tandan utuh termasuk spikelet menyerap banyak air dalam proses pemasakan. Uap tekanan tinggi lebih efektif dalam pemanasan tandan tanpa kehilangan banyak air. Oleh karena itu, kebanyakan operasi skala kecil, memipil tandan sebelum buah dimasak, sedangkan sistem sterilisasi tekanan tinggi memipil tandan setelah pemanasam untuk melepaskan buah. Pengolah skala kecil menggunakan limbah tandan sebagai bahan bakar.

3.1.3 Sterilisasi
Steriliasi atau pemasakan berarti menggunakan perlakuan suhu tinggi untuk melepakan buah. Proses pemasakan memiliki beberapa tujuan :
-                      Menghancurkan enzim pemisahan minyak dan mencegah hidrolisis dan autoksidasi.
-                      Melemaskan tangkai buah dan membuatnya mudah untuk memisahkan buah dari tandan dengan pengguncangan atau penggulingan pada mesin babat.
-                      Membantu memadatkan protein dimana sel minyak diuraikan. Pemadatan protein (koagulasi) membolehkan sel minyak ada dan mengalir lebih mudah pada aplikasi tekanan.
-                      Melemahkan struktur daging buah, melembutkannya dan membuatnya lebih mudah untuk memisahkan bahan berserat dan isinya selama proses digesti.
-                      Kandungan air yang dihasilkan uap bertindak secara kimia memecah gum dan resin. Gum dan resin menyebabkan minyak menjadi sabun selama penggorengan.
-                      Ketika uap bertekanan tinggi digunakan untuk sterilisasi, panas menyebabkan kandungan air dalam biji memuai. Ketika tekanan menurunkan konsentrasi biji untuk melepaskan biji dari dinding kulit, sehingga melepaskan biji dari dinding kulitnya. Pelepasan biji dari dinding kulit memfasilitasi operasi pemecahan biji kemudian.
-                      Selama sterilisasi penting untuk memastikan pengosongan udara dari sterilizer. Udara tidak hanya bertindak sebagai pembawa transfer panas, tapi oksidasi minyak meningkat pada temperatur tinggi; karena itu resiko oksidasi sangat tinggi selama sterilisasi. Sterilisasi berlebih juga dapat menyebabkan kurang pucatnya hasil minyak.

3.1.4 Digesti buah
Digesti adalah proses pelepasan minyak kelapa sawit dalam buah melalui pemecahan atau pemutusan dari sel minyak. Digester yang digunakan terdiri dari pemanas uap vessel silinder yang dipasangkan dengan pusat shaft berputar membawa sejumlah lengan pengocok (penggerak). Melalui pemutaran lengan pengocok buah bertabrakan. Penabrakan, atau digesting buah melalui temperatur tinggi, membantu mengurangi kekentalan minyak, menghilangkan eksokarp, dan menyelesaikan gangguan sel minyak yang dimulai dalam fase sterilisasi. Kontaminasi dari besi adalah hal paling besar selama digesti ketika kecepatan tertinggi dari pemakaian logam ditemukan dalam proses penggilingan. Kontaminasi besi meningkatkan resiko oksidasi minyak dan dimulainya ketengikan minyak.

3.1.5 Pressing (Pengambilan Minyak Kelapa Sawit)
Ada dua metode berbeda dari pengambilan minyak dari bahan yang akan didigesti. Satu sistem menggunakan penekanan mekanis yang disebut metode kering. Dan metode yang lain disebut metode basah yang menggunakan air panas untuk melepaskan minyak. Pada metode kering tahap tujuan dari pengambilan minyak adalah untuk menekan minyak keluar dari campuran minyak, kandungan air, serat dan biji dengan menerapkan tekanan mekanis pada digested mash. Ada sejumlah besar jenis penekanan yang berbeda tapi prinsip dari operasi sama satu sama lain. Penekanan didesaun untuk operasi batch (sejumlah kecil bahan dioperasikan untuk satu waktu periode) atau operasi kontinyu.
3.1.5.1 Penakanan Batch
Pada operasi batch, bahan ditempatkan pada wadah logam berat dan penekan logam untuk menekan bahan. Perbedaan utama dari desain penekanan batch adalah :
a.       Metode yang digunakan untuk menggerakkan penekan dan penerapan tekanan
b.      Jumlah tekanan dalam penekan dan
c.       Ukuran wadah
Penekan dapat digerakkan secara manual atau dengan motor. Metode dengan motor lebih cepat tapi lebih mahal. Desain yang berbeda menggunakan baik penekan kumparan (gambar 9,10) atau sistem hidrolik (penekan hidrolik) (gambar 11) untuk menggerakkan penakan. Tekanan lebih tinggi dicapai menggunakan sistem hidrolis tapi harus memastikan bahwa fluida hidrolis beracun tidak kontak dengan minyak atau bahan mentah. Fluida hidrolik dapat menyerap kandungan air dari udara dan menghilangkan efektivitas dan penekan dikeluarkan dan membutuhkan penggantian yang berkali-kali. Penekan hidrolik lebih cepat dibandingkan penekan kumparan dan penekan bertenaga lebih cepat dibandingkan jenis manual.
3.1.5.2 Sistem Kontinyu
Buah terdigesti secara kontinyu diangkut melewati wadah ke arah outlet yang dibatasi oleh cone, membuat tekanan untuk mengeluarkan air melalui lubang-lubang pada wadah. Sel minyak yang tidak dipecah dalam digester akan kembali tidak terbuka jika sistem ekstraksi hidrolik atau sentrifugal digunakan. Penekan baling-baling, dapat secara efektif memecah bukaan sel minyak yang tidak terbuka dan melepaskan lebih banyak minyak. Penekanan ini dapat bertindak sebagai digester tambahan dan efisien dalam ekstraksi minyak.
Pemakaian logam sedang terjadi selama operasi penekanan, membuat sumber kontaminasi besi. Kecepatan pemakaian tergantung pada jenis tekanan, metode penekanan, dan rasio biji-serat. Tekanan penekanan tinggi memiliki efek merugikan pada kemampuan pemucatan dan perlindungan oksidatif dari minyak terekstraksi.

3.1.6 Klarifikasi dan Pengeringan minyak
Inti dari klarifikasi adalah memisahkan minyak dari impuritas. Fluida yang keluar ketika ditekan adalah campuran dari minyak kelapa sawit, air, runtuhan sel, bahan berserat dan padatan tidak berminyak. Karena adanya padatan tidak berminyak campuran menjadi sangat kental (viskos). Oleh karena itu ditambahkan air panas ke campuran penekan keluar untuk mengencerkannya. Penambahan air (dilusi) menyebabkan padatan berat jatuh ke bawah wadah sedangkan droplet minyak yang lebih ringan mengalir melalui campuran encer ke atas ketika panas diterapkan untuk memecah emulsi (minyak yang tersuspensi dalam air dengan bantuan getah dan resin). Air ditambahkan dengan rasion 3:1.
Campuran encer dilewatkan melalui kasa untuk menghilangkan serat kasar. Campuran yang telah disaring dididihkan antara satu sampai dua jam kemudian diendapkan oleh gravitasi pada tangki besar sehingga minyak kelapa sawit menjadi lebih ringan dibanding air, akan memisah dan naik ke atas. Minyak bersih dituangkan kedalam tangki penerima. Minyak yang diklarifikai tetap mengandung bekas air dan kotor. Untuk mencegah naiknya FFA melalui hidrolisis autokatalitis minyak, kandungan air dalam minyak harus dihilangkan sampai 0,15 sampai 0,25%. Pemanasan kembali minyak bersih dalam panci masak dan dengan hati-hati menyaring minyak kering dari kotoran dan sisa air. Klarifier lanjutan terdiri dari tiga ruangan terpisah untuk men-treatment campuran crude, Minyak kering dituangkan dan menjaga minyak akhir pada shell luar sebagai heat exchanger (gambar 13,14,15). Air buangan dari klarifier dialirkan ke dalam lubang lumpur terdekat. Tidak ada perlakuan lebih jauh dari lumpur yang dilakukan pada penggilingan kecil. Lumpur yang terakumulasi sering dikumpulkan pada wadah dan digunakan untuk membunuh rumput liar pada daerah proses.
  3.1.7 Penyimpanan minyak
Penggilingan skala besar, minyak yang dimurnikan dan dikeringkan dikirim ke tangki untuk penyimpanan sebelum dikirim dari penggilingan. Karena kecepatan oksidasi minyak meningkat dengan temperatur penyimpanan minyak normalnya dipertahankan sekitar 50°C, menggunakan air panas atau koil pemanas uap bertekanan rendah, untuk mencegah solidifikasi dan fraksionasi. Kontaminasi besi dari tangki penyimpanan dapat terjadi jika tangki tidak dilengkapi dengan mantel pelindung yang cocok. Penggilingan skala kecil dengan sederhana mengumpulkan minyak kering menggunakan drum minyak petroleum atau drum plastik dan menyimpan drum pada temperatur ambient.

3.1.8 Recovery biji
Sisa dari penekan terdiri dari campuran serat dan biji kelapa sawit. Biji dipisahkan dari serat dengan tangan pada operasi skala kecil. Serat yang disortir cukup dan diizinkan untuk dipanaskan, menggunakan reaksi eksotermis internalnya, sekitar dua sampai tiga hari. Serat kemudian ditekan dalam penekan kumparan untuk memperoleh minyak tingkat dua (teknis) yang digunakan dalam pembuatan sabun. Biji biasanya dikeringkan dan dijual ke operator lain yang memprosesnya menjadi minyak biji kelapa sawit. Penggilingan skala besar menggunakan serat dan kulit biji yang direcovery untuk menyalakan boiler uap. Uap lewat panas kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin untuk membangkitkan listrik untuk penggilingan. Pada proses recovery biji skala besar, biji yang dimuat pada press cake dipisahkan dari serat pada depericarper. Kemudian dikeringkan dan dipecah pada sentrifugal pemecah untuk melepaskan biji (gambar 16,17,18). Biji kemudian dipisahkan dari cangkang menggunakan kombinasi pemisahan dan hidrosiklon. Biji kemudian dikeringkan dalam gudang sampai kandungan air sekitar 7% sebelum dikemas.

Tabel 1            Unit Operasi Minyak Kelapa Sawit
Unit Operasi
Tujuan
Fermentasi Buah
Melepaskan dasar buah dari spikelet
Pemipilan Tandan
Memudahkan pembersihan buah
Sortasi Buah
Membersihkan dan sortasi buah dari spikelet
Pendidihan Buah
Mensterilisasikan dan menghentikan kerusakan enzim, menggumpalkan protein dan membuka sel mikroskopis minyak
Digesti Buah
Memutus sel penghasil minyak untuk memudahkan aliran minyak selama ekstraksi saat memisahkan serat dari biji
Mash Pressing
Mengeluarkan minyak kelapa sawit menggunakan tekanan yang digunakan pada pemutusan isi sel
Pemurnian Minyak
Mendidihkan campuran minyak dan air untuk menghilangkan getah dan resin yang larut dalam minyak, mengeringkan minyak yang dituangkan dengan pemanasan lebih lanjut.
Pemisahan Serat Biji
Memisahkan serat berminyak dari biji kelapa sawit
Pressing Kedua
Mengembalikan sisa minyak untuk digunakan sebagai persediaan sabun
Pengeringan Biji
Menjemur biji kering untuk kemudian dipecah

(www.fao.org)
 

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More